Jumat, 17 Februari 2012

Pengolahan Sampah Plastik


BAB I
PRNDAHULUAN

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Limbah Plastik
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.

B.       Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.

C.      Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Reuse (Guna Ulang)
Penglohan limbah setelah reduce adalah guna ulang atau dikenal dengan istilah Reuse. Reuse sebagai cara untuk mengurangi degradasi lingkungan, yang memiliki pengertian penggunaan kembali sebuah benda atau materi apapun baik dalam fungsi yang sama atau berubah menjadi fungsi baru. Pengolahan limbah ini tujuan yang paling utama adalah mencegah agar sebuah benda, produk, materi, dan limbah langsung dibuang atau disimpan kedalam tanah.
Untuk beberapa unsur organik, tidak memiliki masalah jika langsung berkenaan lansung dengan tanah dengan alasan bahan organik akan lebih cepat terurai. Permasalah utamanya, tidak sedikit produk yang diproduksi, pada masa usangnya sulit terdegradasi dalam tanah.
Guna ulang haruslah memiliki benefit secara finansial dan lingkungan, jika tidak ada motivasi tersebut maka tindakan ini tidak akan terlaksana. Filosofinya: “Akankah orang-orang akan menggunakan sampah kembali dengan fungsi yang sama?” Tidak semua orang mau menggakan kembali sampahnya untuk di guna ulang. Motivasi untuk memperoleh benefit finansial dalam konsep Guna ulang, akan lebih dominan baik dari segi nilai maupun keuntungan yang bersifat profitable. Kampanya lingkungan yang sering dilakukan dalam kontek guna ulang adalah perubahan perilaku dan regulasi dimana sebagai awal dari tindakan guna ulang ini.
Pada materi ini mulai saya perkenalkan sebuah daur hidup produk (product life cycle), yang tujuannya adalah untuk merancang dari awal sebuah produk bisa dikemas dalam konsep DfE (design for Environment) yang mengarah pada guna ulang.
Terdiri dari lima tahapan bagaimana produk di rancang yang selanjutnya akan di luncurkan di pasar. Pertama, Tahap “development” atau lebih dikenal dengan tahap perancangan dan pengembangan. Pada tahap inilah sudah mulai dimasukkan konsep daur ulang jika pada akhirnya produk tersebut mendekati masa usang. Prinsip yang sering dikenal adalah “Cradle to Cradle“. Prinsip ini mengarahkan pada saat sebuah produk mendekati masa habis pakai dirancang agar bisa menjadi sebuah produk baru dan tidak menjadi sampah.
Tahap kedua adalah fase “Introduction“, masa ini adalah waktunya mensosialisasikan bagaimana produk yang di launching adalah sebuah produk yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan konsumen. Contohnya, tutup kaleng muniman yang saat ini sudah berubah design dan cenderung tidak membahayakan konsumen dan mengurangi dibuangnya tutup minuman kaleng tersebut ke dalam tanah.
Oleh karena itu pada fase introduksi, diperlukan sebuah strategi pemasaran yang baik, guna memperkenalkan sebuah produk yang ramah lingkungan dan tidak mencemari lingkungan.
Tahap ketiga, Growth atau masa dewasa sebuah produk. Dewasa bukan dalam artian sebenarnya pada pertumbuhan makhluk hidup. Tetapi masa dimana produk tersebut sudah dekat dengan konsumen dan konsumen tahu apa kelebihan dan kekurangan dari produk yang sudah dia pakai. Sebagai contoh Guna ulang pada botol minuman yang bisa digunakan berkali-kali dengan merepkan sistem Refil atau isi ulang minuman dalam botol tersebut.
Tahap Keempat adalah Maturity, fase ini adalah masa dimana sebuah produk sudah mendekati masa akan dibuang. Sebelum roduk tersebut mendekati dibuang, maka usahakan produk yang dijual adalah produk yang akan dan bisa gunukan kembali. Sebagai contoh sistem refil pada galon Aqua.
Tahap Kelima adalah masa Decline atau produk tersebut dibuan gke dalam tempat sampah. Pada masa ini sebuah produk atau beberapa produk bekerja sama dengan persyaratan, Produk atau benda harus mengikuti konsep bahwa produk tersebut memang sudah tidak bisa atau benar-benar sudah tidak bisa digunakan. Kembali lagi saya ambil contoh Minuman mineral, yang sering ditemukan di berbagai kegiatan.
bagaimana dengan reuse di bidang pertanian, yang sering digunakan adalah pengolahan air menjadi inti dari kegiatan reuse di bidang pertanian. Pada bidang pertanian materi atau bahan mentah yang sering digunakan adalah AIR. Tanpa air, sepertinya seorang petani akan mengalami kesulitan dalam penanaman tumbuhannya. Apa yang dilakukan adalah Guna ulang wastewater. Diamana dinukakan kembali sebagai sarana siram tanaman. Reuse penggunaan air dengan cara lain dipertanian adalah menampung air hujan agar terterbuang percuma.
Tidakan ini keuntungan yang akan diperoleh adalahagar semua petani bisa menikmati air dengan adil. bisa digunakan untuk pertanian ataupun untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari petani terbut.












BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor.

B.       Saran
Pengelolaan Limbah Plastik lebih optimal dengan Metode Recycle (Daur Ulang) dan dengan Metode Reuse (Guna Ulang).




1 komentar:

Tupperware termasuk produk yg menjaga limbah dan mengurangi limbah rumah tangga kan ?

:)

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More